Well, and Come... :)

Senin, 18 Juli 2011

Triologi Cinta

(24 puisi goresan pena siswa XII IPA 3 yang dipadukan dan diuntai menjadi puisi Trilogi Cinta)



Ketika Cinta Menyapa
Dalam suatu alunan nada
Dalam kisah yang kurajut
Bersama cerita dan deritaku (Muhammad Nasrullah : Kisah Kasih)
Cinta  adalah kenangan
Cinta adalah malaikat
Cinta adalah jiwa (Ilham Rusdi: Cinta)
Aku lahir  karena  cinta
Dengan berbagai warna dan rasa ( A. Arni Pratiwi : Aku dan Cinta)
Di sebuah lorong kehidupan  yang hening dan sepi
Terdengar suara lembut nan mesra  (Asmawati)
Mengalun anggun dari singgasana langit
Wajah yang bersinar di ujung pelangi
Mengulum senyum berpatron embun pagi
Ia membawa secawan coklat stroberi
Beralaskan  sulaman benang-benang cinta  (Nur Amaliah Idrus: Coklat Stroberi di Ujung Pelangi)



Ketika Cinta Menyatu
Ketika panah itu menancap jantung   (M. Idris)
Ketika batu itu tertanam di hati (Nasdarita: Suara Hati)
Ketika cahaya itu mendekat  (Musfitasari)
Anganku menembus cakrawala  (Magfirah Nur: Merindumu)
Bulan dan bintang meraih jemariku
Memberiku sekuntum mawar indah (Asni Syamsu Alam)
Dunia  tersenyum (Yeyen Afriliyanti: Cinta)
Matahari bernyanyi (Jumarni)
Menyanyikan lagu Romeo dan Juliet (Nurun Nahri)
Kau babat dengan pedang cintamu
Hercules pun takkan mampu melepaskannya (Waafiah: Pedangmu di Hatiku)
Kutub  tak mampu melelehkan
Bongkahanmu begitu kuat menyatu (Winda Trisna Ayu: Matahariku)
Merasuk ke dalam hati  (Nur Rahmah: Nur Rahmah AR.)
Menggumpal  dan mengalir deras
Hingga ke ujung nafasku  (A. Zainal: Cinta dalam Hati)
Di atas hamparan langit luas (Musdalifah)


Ketika Cinta Pamit
Ketika sang merpati terbang tinggi
Jauh dibalik awan   (Jumriani: Cinta)
Meninggalkan kenangan
Yang tertanam subur di hatiku (Evi Nurvita: Kehilangan)
Goresan luka di lautan perih
Berlumuran kisah yang pedih
Menatap sendu lautan gelora  (Nurul Sulfi Andini: Gelapku untuk Cinta)
Menyatukan kegalauan dalam derita  (Nirwana: Kepergianmu)
Kepergianmu meninggalkan luka
Yang menggumpal  (Agustina: Kepergianmu)
Kekecewaan dan kehancuran
Yang tak bertepi  (Mentari: Terakhir Kalinya)
Namun ku yakin ada masanya
Kan ada satria berkuda putih
Yang mengisi separuh hatiku yang hilang (Ramadhani Arifin: Sebuah Masa di Bulan April)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar